Headlines News :

Latest Post

Written By Unknown on Rabu, 20 Juni 2012 | 09.14

Selamatkan tor-tor, orang Batak kumpulkan Rp 1.000


Selamatkan tor-tor, orang Batak kumpulkan Rp 1.000
Tari tor tor . merdeka.com/bp.blogspot.com
KATEGORI
Peristiwa
 
0
Reporter: Ramadhian Fadillah


Warga Batak dan Sumatera Utara prihatin dengan klaim Malaysia atas tari tor-tor. Mereka menggagas gerakan Rp 1.000 atau 'dembanSaribu' guna melestarikan budaya Batak.

"Kita prihatin. Ini tidak ada yang melestarikan budaya kita," ujar koordinator 'dembanSaribu' Efendy Naibaho kepada merdeka.com, Selasa (19/6).

Efendy menambahkan dana yang terkumpul akan digunakan untuk membiayai pelestarian budaya Batak. Akan diadakan berbagai pagelaran, diskusi, opera dan lagu-lagu Batak. Diharapkan ke depan tidak ada lagi kebudayaan Batak yang dilupakan Halakhita (masyarakat Batak).

"DembanSaribu ini dimaksudkan untuk lebih fokus terhadap kebudayaan dan kesenian serta kuliner untuk membantu pelaku-pelaku budaya, kesenian dan kuliner tersebut dalam peningkatan kinerjanya," kata Efendy.

Dia pun berupaya untuk menggalang setiap potensi masyarakat untuk melestarikan budaya Batak. Seluruh sumbangan dan masuk akan dikelola dengan profesional dengan pengawasan akuntan. Sumbangan bisa diserahkan ke Sekretariat 'dembanSaribu' di Jalan Garuda Raya No 4, Percut Sei Tuan, Telp 061-7325632. Selain itu mereka juga membuka kesempatan bagi orang-orang yang ingin melestarikan budaya Batak.

"Sebagai auditor semua sumbangan (pemasukan dan pengeluaran), ditunjuk Pahala Napitupulu, akuntan pajak yang juga pimpinan ormas buruh di Medan," terang Efendy.

Terkait Tor-tor, advokat Batak datangi Kedubes Malaysia


Terkait Tor-tor, advokat Batak datangi Kedubes Malaysia
Tarian tor tor. merdeka.com/smaksangtimur-jkt.sch.id
KATEGORI
Peristiwa
 
176
Reporter: Muhammad Mirza Harera


Advokat Muda Peduli Budaya Bangso Batak mendatangi Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia. Mereka mempertanyakan dan meminta pertanggungjawaban pernyataan yang diucapkan salah satu menterinya yaitu Mentri Informasi, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia yang menyatakan Tari Tor-tor dan Gondang Sembilan akan didaftarkan dalam warisan budaya Malaysia.

"Menurut kami hal ini tidak berdasar karena Tor-tor dan Gondang merupakan budaya Batak yang sangat sakral, di mana seluruh kegiatan dan acara kebudayaan Batak itu selalu identik dengan Tor-tor dan Gondang," kata Juru Bicara Advokat Muda Peduli Budaya Bangso Batak, Paltiada Saragih kepada wartawan di depan Kedubes Malaysia, Jakarta, Selasa (19/6).

Pihaknya pun, melalui surat,  meminta dipertemukan dengan duta besar kerajaan Malaysia tersebut guna meminta klarifikasi sebelum masalah ini berkembang terlalu jauh pada Jumat 23 Juni. Sebab tersiar kabar ide untuk menjadikan Tari Tor-tor dan Gondang Sembilan sebagai budaya Malaysia adalah dari orang-orang Batak yang ada di Negeri Jiran tersebut.

"Itu justru yang kita tanya ke mereka, siapa yang mulai duluan. Bisa saja orang mengaku-ngaku orang Batak, makanya kita mau dengar dari perwakilan Malaysia yang ada di Indonesia sekalian kita ingin tau siapa sebenernya mereka yang disana yang mengklaim dirinya sebagai orang Batak," ujarnya.

Para Advokat Batak ini akan melakukan apa saja untuk menghentikan niatan Malaysia untuk mengklaim tari Tor-tor termasuk menempuh jalur hukum.

Pada kesempatan yang sama, salah satu Advokat muda, Mangapul Silalahi berharap pihak Malaysia bisa bertemu dan mengklarifikasi terkait masalah ini. Karena kejadian ini bisa saja memecah belah bangsa Indonesia karena pihak negara tetangga yang mengatakan bahwa orang Indonesia yang ada di Malaysia yang menginginkan kebudayaan itu jatuh ke tangan Malaysia.

"Kalau tidak mau bertemu terpaksa kita akan demo," kata Mangapul Silalahi.

Mahasiswa tantang SBY perang lawan Malaysia

Mahasiswa tantang SBY perang lawan Malaysia 
Puluhan Mahasiswa Universitas Mpu Tantular menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta. Mereka mendesak pemerintah Indonesia untuk menyatakan perang kepada negeri Jiran Malaysia.

Para mahasiswa berang karena rencana Malaysia yang akan mengklaim tari Tor-tor sebagai warisan budaya mereka. Padahal tari Tor-tor sudah tercatat dalam daftar warisan di Indonesia pada 2010 lalu dengan nomor registrasi 652.

"Kami menyatakan agar Presiden SBY dan Panglima TNI untuk menyatakan perang pada Malaysia, dan mengusir mereka dari Indonesia," kata koordinator lapangan demo, Eko dalam orasinya, Rabu (20/6).

Selama demo, puluhan mahasiswa memakai kain ulos busana khas masyarakat Batak. Sebagian dari mereka membawa spanduk bertuliskan 'Jangan klaim tari Tor-tor karena itu budaya Indonesia, kalau tidak punya budaya jangan ambil budaya lain'.

Hingga pukul 14/20 WIB, demo masih berlangsung dengan pengawalan ketat dari puluhan petugas dari Polsek Setiabudi. Lalu lintas di sekitar Kedubes juga terpantau macet.

Malaysia tetap akui Tari Tor-tor dari Sumut

Malaysia tetap akui Tari Tor-tor dari Sumut

Malaysia tetap akui Tari Tor-tor dari Sumut


Malaysia tetap akui Tari Tor-tor dari Sumut
Tarian tor tor. merdeka.com/tanobatak.files.wordpress.com

Konsul Jenderal Malaysia di Medan Norlin binti Othman menyatakan pemerintahnya tidak pernah berencana mengklaim Tari tor-tor dan kesenian gordang sambilan. Mereka tak akan menyangkal budaya itu berasal dari Indonesia.

Perempuan yang mulai besok akan menjabat Duta Besar Malaysia untuk Bangladesh ini menyatakan, polemik yang terjadi dinilai lebih disebabkan kendala komunikasi. Menurutnya, kata "diperakui" di Malaysia bukan berarti mengklaim, melainkan mengesahkan atau memberi persetujuan

"Jadi ada salah paham di sini. Selama ini, kita selalu merasa punya bahasa yang sama. Setelah bertahun bertugas di sini, Setelah saya di sini, walaupun bahasa sama, tapi kami menemukan ternyata ada perbedaan makna," kata Norlin kepada wartawan di Konsulat Jenderal Malaysia di Medan, Rabu (20/6).

Dia memaparkan saat ini sangat banyak masyarakat asal wilayah Indonesia menjadi warga negara Malaysia, seperti masyarakat suku Jawa, Bugis, Minangkabau, dan Mandailing. Para perantau dan keturunannya ini masih memegang teguh adat istiadatnya.

Khusus masyarakat Mandailing, sedikitnya terdapat 500 ribu jiwa yang tinggal di Malaysia. "Jadi, pada kasus ini, perkumpulan masyarakat Mandailing mengusulkan agar adat istiadatnya diihtisarkan, disahkan di Malaysia, supaya sejajar dengan budaya lain yang lebih dulu dijadikan warisan budaya, seperti barongsai, milik masyarakat Cina," papar Norlin.

Jika Tor-tor dan gordang sambilan jadi diregistrasi, maka perlakuannya akan sama dengan barongsai. Budaya ini dapat  diajarkan di sekolah dan bebas dilakukan. Selain itu, akan ada dana untuk mengembangkannya.

Norlen memaparkan, polemik soal registrasi budaya ini baru pertama kali terjadi. Padahal, sudah banyak kebudayaan yang diregistrasi di Malaysia. Bahkan, gamelan dan kuda kepang sudah lebih dulu diregistrasi.

"Saya rasa ada (budaya asal Indonesia) yang sudah diregistrasi, seperti kuda kepang dan gamelan. Gamelan bahkan sudah biasa digunakan dalam wisuda. Kita paham dan tetap mengakuinya berasal dari Indonesia," ucap Norlin.

Norlin menjelaskan, Tor-tor dan gordang sambilan akan memperkaya khasanah budaya Malaysia. "Akan ada kontribusi bagi masyarakat Mandailing yang ada di Malaysia dan kita tetap menyatakan Tor-tor dan gordang sambilan itu berasal dari Sumatera Utara," sebutnya.
 Reporter: Yan Muhardiansyah

MALAYSIA FUCK....!!!!

Hey brother n sister....
MALAYSIA MULAI BIKIN GERAH LAGI NEH....
kenapa presiden kita gx ngajak perang yaaa.....???

ini bukan hal baru lagi lho....
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nyamux Nge-Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Premium Blogger Template